William C. Chittick (2007) menyatakan bahwa tujuan akhir agama dan seluruh upaya manusia adalah membangkitkan intelek. Intelek dalam hal ini menurut Chittick adalah jiwa yang telah mengetahui dan mengaktualkan potensinya.
Murtadha Muthahhari dalam buku Falsafah Kenabian ini ingin menyampaikan kepada kita bahwa sebuah keyakinan mengenai wahyu dan kenabian lahir dari sebuah konsepsi partikular yang terkait dengan manusia dan alam semesta. Hal ini berhubungan dengan sebuah kepercayaan bahwa universalitas bimbingan sebagai bagian dari konsepsi monoteistik.
Inti ajaran agama adalah kesempurnaan pandangan dunia tauhid/ monoteisme. Pencapaian derajat tauhid jika dikaitkan dengan pendapat Chittick mestinya dicapai melalui proses intelektual. Pada tingkat inilah peran kenabian sebagai salah satu prinsip yang sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh jiwa yaitu keharusan setiap manusia menerima dan memberikan bimbingan. Proses pembimbingan yang begitu mendasar dalam proses intelek tersebut dalam kerangka pandangan dunia (manusia dan alam semesta) akan mengantarkan kepada monoteisme teoretis dan praktis yang bersifat individu dan sosial.
Dengan demikian aspek bimbingan kenabian kemestiannya secara intelek mengacu pada kebenaran secara teoretis dan praktis yang berada pada entitas individu dan masyarakat (sosial). Buku ini dengan bahasa yang khas Muthahhari, mudah dipahami dan mengalir dengan tetap pada cita rasa filosofisnya membawa kita pada imajinasi kenabian hubungannya dengan jiwa kita dan keterkaitannya dalam dunia sosial. Ajaran teologis dengan penjelasan dan konstruksi filsafat hikmah dengan pembahasan yang tampaknya sederhana tetapi sangat mendasar. Wallahu’alam
Qom : Lembaga Kebudayaan dan Informasi Tebyan
، 2018
یادداشت :
منابع دیجیتالی :
کاربر گرامی :
از اینکه در حال حاضر مشاهده منابع بدلیل ایجاد تغییرات در زیرساخت کتابخانه موقتا در دسترس نمی باشد پوزش می طلبیم و از صبوری و شکیبایی همیشگی شما سپاسگزاریم.
http://dnl.tebyan.net/Tile.aspx?path=DL_BitStream/240896/3335056.pdf&PageID=1&ispdf=true&info=true