Dengan membaca sejarah pemikiran manusia, diketahui bahwa penyimpulan yang dipakai oleh manusia dalam kehidupan intelektual dan praktis pada intinya adalah deduksi dan induksi. Masing-masing memiliki sifat dan prosedur yang berbeda.
Dalam deduksi, kesimpulan tidak pernah melampaui premis-premis. Kesimpulan tersebut tidak kurang atau sama dengan apa yang dinyatakan dalam premis-premis. Jadi, kesimpulannya pasti benar apabila premis-premisnya benar. Dalam deduksi, kesimpulan mengikuti premis-premisnya dengan menggunakan prinsip nonkontradiksi. Namun dalam induksi, kesimpulannya memiliki lingkup yang lebih luas dari yang dinyatakan dalam premis-premis (lebih bersifat general). Kesimpulannya tidak ditarik secara deduktif. Prosedur dalam metode induksi berlawanan dengan metode yang dipakai dalam silogisme (deduksi)
Buku ini mencoba mempresentasikan suatu perumusan ulang teori epistemologi secara ilmiah, filosofis, dan objektif, berdasarkan teori probabilitas guna mengisi celah dalam barisan intelektual manusia. Melalui metode objektif dan ilmiah seperti inilah, Baqir Shadr membuktikan bahwa sains dan iman itu saling terkait dalam landasan logika induksinya. Sebabnya, kita tidak akan pernah bisa memisahkan keduanya dalam penjelasan sudut pandang logika induksi.
Oleh karena itulah, guru besar terkemuka ini menguraikan aturan-aturan logika atau bukti-bukti empiris tentang eksistensi Tuhan setelah menerangkan secara rinci korelasi antara penyimpulan ilmiah dengan metode induksi guna menyingkap tanda-tanda hikmah dan kebijaksanaan, yaitu eksistensi Sang Pencipta. Bisa kita katakan bahwa pemikir Islam ini, Ayatullah Muhammad Baqir Shadr, membuka suatu ranah baru yang mematahkan penghalang antara metode sains modern dengan dalil-dalil sejarah para pemikir Islam.
“ Sebuah struktur konsep filsafat dan sains yang mampu didudukkan keterkaitannya dengan nalar agama melalui logika induksi dan probabilitas matematika yang bersandar pada realitas alam. Sebuah realisme teologi. Berteologi dengan nalar sains dan filsafat. Realisme teologi seperti ini tampaknya dapat diharapkan agar teologi menjadi sistematik, adaptif dengan perubahan, mendorong pada kemajuan sains dalam rangka mencari Tuhan dalam realitas (realisme) bukan semata-mata wacana / ide Tuhan tetapi memang membuktikan kehadiran dan peran Tuhan dalam realitas (realisme teologi). Buku ini tampaknya adalah pengantar yang rinci dalam memahami buku Falsafatuna karya besar Ayatullah Muhammad Baqir Shadr”
Qom : Lembaga Kebudayaan dan Informasi Tebyan
، 2018
یادداشت :
منابع دیجیتالی :
کاربر گرامی :
از اینکه در حال حاضر مشاهده منابع بدلیل ایجاد تغییرات در زیرساخت کتابخانه موقتا در دسترس نمی باشد پوزش می طلبیم و از صبوری و شکیبایی همیشگی شما سپاسگزاریم.
http://dnl.tebyan.net/Tile.aspx?path=DL_BitStream/241025/3335197.pdf&PageID=1&ispdf=true&info=true